Infeksi kecacingan masih menjadi penyakit yang sering menjangkiti balita. Anak-anak bisa saja tidak mengalami gejala apa-apa, tetapi penderita yang mengalami infeksi serius bisa menyebabkan kurang gizi yang berdampak langsung pada kecerdasannya.
Prof. Saleha Sungkar, Ketua Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Indonesia mengungkapkan, gejala awal cacingan sulit dideteksi dan bisa jadi tidak terlihat. Bahkan menurutnya, anak yang terlihat sehat belum tentu bebas dari cacingan.
"Cacingan banyak menyerang anak-anak terutama cacing gelang, cambuk dan cacing kremi," katanya dalam acara seminar ilmiah Waspada Infeksi Kecacingan di Jakarta, Rabu (12/10/11).
Ia menambahkan, kecacingan pada anak bisa dialami siapa saja dan bisa berdampak pada perkembangan fisik, kecerdasan, serta menurunkan daya tahan tubuh anak sehingga mereka mudah terkena penyakit lainnya.
Gejala-gejala umum balita yang menderita kecacingan antara lain lemas, pucat, sering mengantuk, kehilangan selera makan, serta diare.
Meski prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia tiap tahun terus menurun, namun menurut Drs. Saktiyono, Msc. Kepala Sub Direktorat Filariasis dan Kecacing, Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kementerian Kesehatan mengatakan, hingga saat ini kecacingan masih menjadi satu masalah di Indonesia.
"Apabila penyakit ini menyerang anak-anak dapat menurunkan prestasi belajar dan kualitas SDM. Padahal anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa," katanya.
Salah satu cara untuk mencegah infeksi kecacingan adalah mengupayakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu biasakan untuk memasak makanan dan minuman sampai matang sebelum dikonsumsi. Pengobatan anticacing yang membunuh parasit diperlukan jika hasil pemeriksaan feses dan fisik menunjukkan anak positif kecacingan.
Sumber : Kompas healt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar